Ini adalah hari bersejarah bagi umat manusia, karena untuk pertama kalinya spesies manusia akan melakukan perjalanan waktu ke masa lalu setelah keinginan itu terpendam dan tidak pernah terwujud begitu lama. Prestasi luhur tersebut merupakan hasil kerja keras ilmuwan dari Indonesia, yang sejak tahun 2100 tiba-tiba berubah menjadi negara maju dan menguasai segala bidang, berbalik 180 derajat dari kondisi Indonesia tahun 2010-an yang masih setia menjadi negara berkembang (sebutan lain untuk negara tidak maju).
Sekarang Indonesia sudah benar-benar maju, baik dari segi teknologi maupun sumber daya manusianya. Pulau Sumatera, khususnya provinsi Riau, yang konon di zaman dahulu sering terjadi kebakaran hutan sekarang tidak lagi dan sekarang menjadi penghasil sawit terbesar di seluruh dunia. Hal itu terjadi karena pada tahun 2093 presiden ke-25 Indonesia, Badrul, memutuskan untuk secara sengaja membakar semua hutan di Riau. Memilih waktu pembakaran yang tepat, agar asap hasil pembakaran seluruhnya beterbangan ke negara tetangga, Macanpura. Membuat mereka kewalahan dan pada akhirnya asap tersebut merusak kecerdasan mereka. Akibatnya, setelah 3 bulan pembakaran besar itu terjadi warga Macanpura tak ubahnya seorang bayi yang tak tahu apa-apa, membuat prediksi pakar seluruh dunia kalau negara kecil ini akan menguasai dunia menjadi salah total.
Selepas itu Negara Indonesia benar-benar bangkit. Ilmuwan-ilmuwan Indonesia menelurkan karya mereka, sehingga di tahun 2100 banyak terdengar hukum-hukum alam asli Indonesia muncul di jurnal internasional: Hukum Wahyono, Kesetimbangan Kholit, Efek Darari, Persamaan Trisno, Postulat Priyo, Dinamika Dudung, dan masih banyak lagi. Semua itu bermula ketika Wahyono, profesor fisika dari Universitas Diponegoro mengumpulkan semua ilmuwan Indonesia di belakang waduk Undip, untuk diberi pengarahan dan motivasi untuk memajukan ilmu pengetahuan Indonesia. “Sudah lebih dari satu abad kita terpuruk. Dulu kakek-nenek kita sudah berusaha, tapi kondisi yang ada membuat mereka gagal. Maka kali ini kita harus berusaha, dan dengan semua kondisi yang mendukung ini, kita harus berhasil.” Kata Wahyono kepada mereka dengan menggebu-gebu.
Bukti kedigdayaan Indonesia akan dibuktikan hari ini, tepat malam satu Suro tahun 1523 Hijriyah. Setelah lima tahun para ilmuwan mempelajari Postulat Priyo, menyesuaikannya dengan hasil eksperimen fisika sejak 100 tahun lalu, kemudian menggabungkannya dengan Efek Darari, mereka menghasilkan teori lubang buaya (menggantikan teori lubang cacing 100 tahun yang lalu), yang berisi hal teknis lengkap untuk membuat mesin waktu. Setelah hal-hal teoritisnya diselesaikan orang-orang fisika, pembuatan mesin ini diselesaikan orang-orang teknik yang diketuai dua orang: Satriyo, Profesor Teknik Mesin Undip, dan Saipul, mahasiswa baru teknik mesin yang punya kemampuan jauh melebihi kakak tingkatnya yang sok keren dan garang di masa kaderisasi.
Tujuan perjalanan waktu ini adalah tahun 2018. Wahyono, sang profesorlah yang memilih tujuan itu, karena ialah yang memprakarsai proyek itu. Sejak proyek mesin waktu diumumkan oleh pemerintah dan 40% APBN dialokasikan untuk proyek tersebut, Wahyono belum pernah menjelaskan pada publik Indonesia (yang sudah pintar) perihal alasan kenapa ia memilih tahun 2018 sebagai tujuan. Selidik punya selidik, ada yang mengatakan kalau pemilihan tahun itu berhubungan dengan kisah cinta kakak kakeknya Wahyono yang dulu kuliah di Undip, yang sampai akhir hayatnya hidup sendirian karena tidak berani menyatakan cinta. Mungkin, Wahyono datang ke 2018 untuk membantunya mengungkapkan cinta.
Sekarang Indonesia sudah benar-benar maju, baik dari segi teknologi maupun sumber daya manusianya. Pulau Sumatera, khususnya provinsi Riau, yang konon di zaman dahulu sering terjadi kebakaran hutan sekarang tidak lagi dan sekarang menjadi penghasil sawit terbesar di seluruh dunia. Hal itu terjadi karena pada tahun 2093 presiden ke-25 Indonesia, Badrul, memutuskan untuk secara sengaja membakar semua hutan di Riau. Memilih waktu pembakaran yang tepat, agar asap hasil pembakaran seluruhnya beterbangan ke negara tetangga, Macanpura. Membuat mereka kewalahan dan pada akhirnya asap tersebut merusak kecerdasan mereka. Akibatnya, setelah 3 bulan pembakaran besar itu terjadi warga Macanpura tak ubahnya seorang bayi yang tak tahu apa-apa, membuat prediksi pakar seluruh dunia kalau negara kecil ini akan menguasai dunia menjadi salah total.
Selepas itu Negara Indonesia benar-benar bangkit. Ilmuwan-ilmuwan Indonesia menelurkan karya mereka, sehingga di tahun 2100 banyak terdengar hukum-hukum alam asli Indonesia muncul di jurnal internasional: Hukum Wahyono, Kesetimbangan Kholit, Efek Darari, Persamaan Trisno, Postulat Priyo, Dinamika Dudung, dan masih banyak lagi. Semua itu bermula ketika Wahyono, profesor fisika dari Universitas Diponegoro mengumpulkan semua ilmuwan Indonesia di belakang waduk Undip, untuk diberi pengarahan dan motivasi untuk memajukan ilmu pengetahuan Indonesia. “Sudah lebih dari satu abad kita terpuruk. Dulu kakek-nenek kita sudah berusaha, tapi kondisi yang ada membuat mereka gagal. Maka kali ini kita harus berusaha, dan dengan semua kondisi yang mendukung ini, kita harus berhasil.” Kata Wahyono kepada mereka dengan menggebu-gebu.
Bukti kedigdayaan Indonesia akan dibuktikan hari ini, tepat malam satu Suro tahun 1523 Hijriyah. Setelah lima tahun para ilmuwan mempelajari Postulat Priyo, menyesuaikannya dengan hasil eksperimen fisika sejak 100 tahun lalu, kemudian menggabungkannya dengan Efek Darari, mereka menghasilkan teori lubang buaya (menggantikan teori lubang cacing 100 tahun yang lalu), yang berisi hal teknis lengkap untuk membuat mesin waktu. Setelah hal-hal teoritisnya diselesaikan orang-orang fisika, pembuatan mesin ini diselesaikan orang-orang teknik yang diketuai dua orang: Satriyo, Profesor Teknik Mesin Undip, dan Saipul, mahasiswa baru teknik mesin yang punya kemampuan jauh melebihi kakak tingkatnya yang sok keren dan garang di masa kaderisasi.
Tujuan perjalanan waktu ini adalah tahun 2018. Wahyono, sang profesorlah yang memilih tujuan itu, karena ialah yang memprakarsai proyek itu. Sejak proyek mesin waktu diumumkan oleh pemerintah dan 40% APBN dialokasikan untuk proyek tersebut, Wahyono belum pernah menjelaskan pada publik Indonesia (yang sudah pintar) perihal alasan kenapa ia memilih tahun 2018 sebagai tujuan. Selidik punya selidik, ada yang mengatakan kalau pemilihan tahun itu berhubungan dengan kisah cinta kakak kakeknya Wahyono yang dulu kuliah di Undip, yang sampai akhir hayatnya hidup sendirian karena tidak berani menyatakan cinta. Mungkin, Wahyono datang ke 2018 untuk membantunya mengungkapkan cinta.
*Juara terbaik dalam Writing Contest HMF Undip 2015
(Saya pun tidak tahu, bagaimana mungkin bisa tulisan ini juara)
Padang bulan
BalasHapusMbak ini lagi... :)
HapusPadhang Mbulan
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus