(Ini cuma karang-karangan saya)
Di
balik dalih bahwa ujian mandiri memberi kesempatan pada siswa buat masuk
perguruan tinggi, ujian mandiri sebenernya juga merupakan ladang uang yang
sangat efektif bagi perguruan tinggi itu sendiri.
Ujian
mandiri, karena posisinya sebagai kesempatan terakhir, bakal diikutin hampir
seluruh siswa yang masih bingung belum dapet tempat kuliah. Nah, kebingungan
mereka itulah yang dimanfaatin perguruan tinggi untuk meraup untung besar yang
dikemas dalam konteks memberi kesempatan.
***
Saya
tertarik banget buat ngamatin besar biaya pendaftaran ujian mandiri beberapa
universitas… dan lebih tertarik lagi kalo besar biaya pendaftaran itu dikaliin
ama jumlah pendaftar, alias saya tertarik ama uang yang didapat universitas
lewat ujian mandiri. Berapa jumlah duitnya? Gila! Duitnya banyak buanget!
Nih
uang yang didapet beberapa universitas:
- Universitas Indonesia
- Universitas Gadjah Mada
Biaya
pendaftaran Rp 300.000, jumlah pendaftar 28.603. Uang yang didapat Rp
8.580.900.000 (dibaca: depalan milyar lima ratus delapan puluh juta Sembilan
ratus ribu rupiah)
- Universitas Diponegoro (Ini kan blog tentang Undip, makanya saya tulis)
Biaya
pendaftaran Rp 300.000, jumlah pendaftar 26.480. Uang yang didapat Rp
7.944.000.000 (dibaca: tujuh milyar sembilan ratus empat puluh empat juta
rupiah)
- dan masih banyak lagi universitas lainnya.
Saya
sih nggak tahu seberapa besar uang itu menurut pihak universitas, tapi kalo
menurut saya uang itu gueedhe banget!
Nggak
kebayang kalo uang sebanyak itu saya buat beli es cendol, bisa-bisa tuh es
cendol bisa buat renang orang se-Indonesia. Eh salah, nggak kebayang kalo uang
sebanyak itu dialokasikan buat riset ilmu pengetahuan di Indonesia, pasti bakal
nggak kebayang gimana jadinya!
0 komentar:
Posting Komentar