Tekad
saya udah bulat buat bangkit dari penolakan yang pertama (SNMPTN). Saya bakal
ikut seleksi lewat SBMPTN.
***
Yang
aneh dari proses pilah-pilih universitas buat SBMPTN kali ini adalah, bahwa
saya sama sekali nggak berharap buat bisa masuk di universitas-universitas
gedhe di Indonesia (UI, ITB, UGM, ITS). Kenapa?
Eleh
eleh, kalau kamu tahu gimana bingungnya nggak keterima kuliah, kamu pasti tahu
alesannya. Ketrima di universitas kelas II (maksudnya di universitas yang gak
gedhe2 amat) jauh lebih baik daripada nggak ketrima sama sekali. Beneran.
Dulu
pas akhir-akhir masa MA, saya ngebet banget pengen kuliah di Fisika ITS.
Sampe-sampe di pilihan SNMPTN saya taruh Fisika ITS di pilihan pertama. Dan
waktu itu, saya juga udah punya rencana kalau ternyata saya nggak keterima (dan
ternyata saya emang nggak ketrima), saya bakal naruh Fisika ITS di pilihan
pertama SBMPTN.
Itu
dulu, tapi nyatanya nggak kok. Saya sadar kalo sekarang bukan saatnya bertindak
idealis, sekarang saatnya realistis. Saatnya sadar diri, bro! Kenali kemampuan,
dan tentukan pilihan. Dan saya pikir kemampuan saya nggak bisa bawa saya masuk
ke universitas kelas wahid, paling-paling cuma bisa buat masuk di universitas
kelas II dan adek-adeknya.
Atas
dasar itu, saya lihat-lihat data passing grade yang ada di internet.
Lihat-lihat data persaingan, kemungkinan masuk, dan tethek-bengek lainnya.
Berdasarkan
proses pikir-pikir yang nggak sebentar (tapi juga nggak lama), akhirnya saya
pilih urutan kayak begini:
1.
Fisika UNDIP
2.
Fisika UNS
3.
Fisika UNSOED
Nih,
penampakan kartu SBMPTN saya (ternyata saya ganteng yah..):
0 komentar:
Posting Komentar