Ada pengalaman menarik selama tiga hari Jumat Sabtu Minggu (13 – 15 Mei 2016) kemarin. Himpunan Mahasiswa Fisika mengadakan acara bertajuk “Fisika Peduli” yang merupakan serangkaian kegiatan pengabdian diri kepada masyarakat. Dab kebetulan, saya termasuk dalam panitianya.
Kegiatan tersebut dilakukan di Dusun Randusari Desa Plumutan Kecamatan Bancak Kota Salatiga, sebuah dusun terpencil yang bisa jadi terisolasi dari dunia luar karena posisinya yang berada di tengah-tengah hutan dengan akses jalan yang rusak parah, naik turun tidak karuan sejauh +/- 4 km dari keramaian terdekat.
Untuk lebih membuktikan ke-terpencil-annya, ketahuilah bahwa di tempat ini sinyal telepon nyaris mustahil untuk didapatkan—satu-satunya provider telepon yang (cukup) lancar sinyalnya di desa ini adalah Telkomsel, sedangkan yang lain kembang kempis untuk ada. Jangan tanya soal sinyal internet.
Karena tidak ada sinyal baik telepon (apalagi internet), maka selama tiga hari kemarin saya tidak bisa dihubungi—tidak dapat menjawab sms, Line, dan facebook.
Kegiatan Fisika Peduli ini terdiri dari beberapa konsep acara, yaitu live in, permainan dan edukasi untuk anak, dan penyuluhan untuk warga.
Konsep live ini yaitu para peserta (setiap 6/7 orang) tinggal di rumah warga, untuk mengikuti setiap kegiatan yang dilakukan warga tersebut, entah mencari rumput, pergi ke sawah, dan lain-lain. Dalam hal ini saya tinggal di rumah Pak Marman dan Bu Amini.
Permainan dan edukasi anak berupa pemutaran video singkat tentang pendidikan di daerah terpencil untuk anak-anak, harapannya dengan video ini anak-anak bisa lebih semangat untuk belajar. Untuk permainannya ada bermacam-macam, sendok-kelereng, rantai sarung, joget balon, dan lainnya.
Adapun untuk penyuluhan, dalam kegiatan ini diisi oleh Bapak Sutaryo, ahli biogas dari Fakultas Pertanian dan Peternakan Undip. Pemilihan tema biogas ini berkaitan erat dengan keinginan warga Randusari untuk mengetahui proses pembuatan biogas, mengingat potensi berupa kotoran hewan ternak yang sangat tinggi.
Sebenarnya, dalam kegiatan ini juga ada acara hiburan, berupa rebana warga, nonton video, dan akustikan peserta. Namun, ada kabar duka di Dusun Randusari, salah satu warganya meninggal pada malam hari pertama kita di Randusari. Karena kondisi tersebut, seluruh acara hiburan dibatalkan dan kami semua ikut dalam seluruh prosesi mulai dari takziah, sholat jenazah, pemakaman, dan juga tahlilan di malam harinya.
Ada banyak cerita menarik di kegiatan Fisika Peduli ini, yang sayangnya begitu banyak untuk dituliskan semuanya di sini. Ini salah satunya, Tersesat di Gunung Jati.
Kegiatan tersebut dilakukan di Dusun Randusari Desa Plumutan Kecamatan Bancak Kota Salatiga, sebuah dusun terpencil yang bisa jadi terisolasi dari dunia luar karena posisinya yang berada di tengah-tengah hutan dengan akses jalan yang rusak parah, naik turun tidak karuan sejauh +/- 4 km dari keramaian terdekat.
Untuk lebih membuktikan ke-terpencil-annya, ketahuilah bahwa di tempat ini sinyal telepon nyaris mustahil untuk didapatkan—satu-satunya provider telepon yang (cukup) lancar sinyalnya di desa ini adalah Telkomsel, sedangkan yang lain kembang kempis untuk ada. Jangan tanya soal sinyal internet.
Karena tidak ada sinyal baik telepon (apalagi internet), maka selama tiga hari kemarin saya tidak bisa dihubungi—tidak dapat menjawab sms, Line, dan facebook.
Kegiatan Fisika Peduli ini terdiri dari beberapa konsep acara, yaitu live in, permainan dan edukasi untuk anak, dan penyuluhan untuk warga.
Konsep live ini yaitu para peserta (setiap 6/7 orang) tinggal di rumah warga, untuk mengikuti setiap kegiatan yang dilakukan warga tersebut, entah mencari rumput, pergi ke sawah, dan lain-lain. Dalam hal ini saya tinggal di rumah Pak Marman dan Bu Amini.
Permainan dan edukasi anak berupa pemutaran video singkat tentang pendidikan di daerah terpencil untuk anak-anak, harapannya dengan video ini anak-anak bisa lebih semangat untuk belajar. Untuk permainannya ada bermacam-macam, sendok-kelereng, rantai sarung, joget balon, dan lainnya.
Adapun untuk penyuluhan, dalam kegiatan ini diisi oleh Bapak Sutaryo, ahli biogas dari Fakultas Pertanian dan Peternakan Undip. Pemilihan tema biogas ini berkaitan erat dengan keinginan warga Randusari untuk mengetahui proses pembuatan biogas, mengingat potensi berupa kotoran hewan ternak yang sangat tinggi.
Sebenarnya, dalam kegiatan ini juga ada acara hiburan, berupa rebana warga, nonton video, dan akustikan peserta. Namun, ada kabar duka di Dusun Randusari, salah satu warganya meninggal pada malam hari pertama kita di Randusari. Karena kondisi tersebut, seluruh acara hiburan dibatalkan dan kami semua ikut dalam seluruh prosesi mulai dari takziah, sholat jenazah, pemakaman, dan juga tahlilan di malam harinya.
Ada banyak cerita menarik di kegiatan Fisika Peduli ini, yang sayangnya begitu banyak untuk dituliskan semuanya di sini. Ini salah satunya, Tersesat di Gunung Jati.
0 komentar:
Posting Komentar