Rabu, 15 Juni 2016

Catatan Ujian Open Book


Ujian, dalam artian sempit sebagai Ujian Tengah atau Akhir Semester, memiliki dua garis besar: ujian close book (yang sudah wajar) dan ujian open book (yang sebenarnya juga wajar). Dua garis besar tersebut kemudian diikuti oleh dua garis besar reaksi peserta ujian:
1. Reaksi terhadap ujian close book
Ujian jenis ini relatif lebih sering dilakukan di jenjang pendidikan dasar, menengah, sampai tinggi. Menanggapi ujian jenis ini, kita semua tahu reaksinya, rata-rata peserta akan mati-matian belajar sehari sebelum ujian karena besoknya ia harus menyelesaikan soal yang membutuhkan pemahaman belajarnya sebelumnya. Itu sudah biasa, dengan catatan jangan cuma belajar sehari sebelum ujian saja.
2. Reaksi terhadap ujian open book
Dibanding ujian close book, ujian open book relatif lebih jarang dilakukan, dan biasanya ini ditujukan untuk menguji pelajaran yang terbilang banyak materinya, dan tidak memungkinkan (tidak terlalu penting juga) untuk dihafalkan---tapi ya nggak mesti.
Ketika mengetahui bahwa ujian yang akan dilakukan berjenis open book, rata-rata peserta ujian akan bersuka cita, pasalnya mereka tidak perlu mati-matian belajar sehari (atau semalam) sebelum ujian karena besok bisa buka buku untuk menjawab soal.
Namun, sesederhana itukah?
Sayangnya tidak.
Kenyataannya, bahkan ketika ujian yang dilakukan berjenis open book, para peserta kerap kesulitan menjawab soal. Alasannya jelas: mereka terlalu menganggap enteng dan mengandalkan buku---padahal ia belum pernah membaca bukunya sekalipun. Maka dari itu, walaupun soal yang diujikan (seluruhnya) ada di buku, mereka tetap kesulitan menjawab karena tidak tahu bagian tepat di buku yang sesuai pertanyaan.
Nah!

0 komentar:

Posting Komentar