via shutterstock.com |
Tidak lulus SBMPTN itu rasanya sedih,Pengumuman SBMPTN kemarin telah memberi kebahagiaan bagi sebagian siswa di Indonesia, dan memberi kesedihan mendalam bagi kebanyakan siswa lainnya.
Dan akan lebih sedih lagi jika ternyata teman-teman kamu lulus.
Kebetulan kemarin Yono termasuk dalam sebagian siswa yang dibahagiakan oleh pengumuman SBMPTN, ia lulus seleksi. “Keberuntungan itu mungkin tidak pantas saya dapatkan, karena selama persiapan SBMPTN saya lebih banyak bermain-main daripada belajar,” ungkap Yono pada saya.
Menanggapi kebahagiaan yang membuncah itu, Yono berusaha menahan diri, bersikap wajar, dan tidak bocor kemana-mana mengenai kelulusan itu. Karena bagaimanapun juga, ia memahami bahwa di balik kebahagiaannya ada kesedihan dari teman-temannya yang tidak lulus.
Yono mulai memahami hal itu ketika pengumuman SNMPTN lalu. Ketika teman-temannya yang lulus SNMPTN mengungkapkan ekspresi kebahagiaan mereka di dunia maya—secara berlebihan, sedangkan Yono sendiri tidak lulus SNMPTN.
“Rasanya sedih banget, dan berubah menjadi sakit ketika mereka menambah-nambahi: Buat teman-teman yang tidak lulus, jangan putus asa. Tetap ada banyak jalan, dan Allah tahu yang terbaik untuk kita semua. Hati ini semakin mangkel, dan mulut ini pengen misuh,” kata Yono.
Yono benar, walaupun nasehat mereka bagus, namun momennya tidak tepat—dan itu membuat esensi dari nasehat tersebut berubah. Ketika mereka mengungkapkan: Alhamdulillah aku lulus, tinggal ngurus registrasi, ada banyak teman mereka yang dalam hati berbicara: Aduh, piye iki? Aku ora lulus. Kudu miker SBMPTN, sinau neh, mbayar. Aduh yo, yo..
Dari situ kemudian Yono belajar untuk menahan diri dan tidak mengungkapkan kebahagiaan kelulusan SBMPTN secara berlebihan—di dunia maya. Dan entah bagaimana bisa, teman-teman Yono yang lulus SBMPTN juga melakukan hal serupa. Mereka tidak mengungkapkan kebahagiaan mereka di dunia maya, mereka tetap bersikap wajar dan tidak berlebihan.
Mungkin mereka juga memahami itu, bahwa bukannya ikut bahagia, teman mereka yang tidak lulus justru akan semakin sedih jika teman yang lulus mengungkapkan kesenangan secara berlebihan.
Maka dari itu, kalau ternyata kamu lulus di SNMPTN atau SBMPTN, atau seleksi lainnya, jangan terlalu over dalam mengungkapkan kesenangan kamu di facebook.
Dari situ kemudian Yono belajar untuk menahan diri dan tidak mengungkapkan kebahagiaan kelulusan SBMPTN secara berlebihan—di dunia maya. Dan entah bagaimana bisa, teman-teman Yono yang lulus SBMPTN juga melakukan hal serupa. Mereka tidak mengungkapkan kebahagiaan mereka di dunia maya, mereka tetap bersikap wajar dan tidak berlebihan.
Mungkin mereka juga memahami itu, bahwa bukannya ikut bahagia, teman mereka yang tidak lulus justru akan semakin sedih jika teman yang lulus mengungkapkan kesenangan secara berlebihan.
Maka dari itu, kalau ternyata kamu lulus di SNMPTN atau SBMPTN, atau seleksi lainnya, jangan terlalu over dalam mengungkapkan kesenangan kamu di facebook.
“Njagani perasaan teman kamu yang tidak lulus,” pesan Yono.
*Adaptasi dari catatan satu tahun lalu
0 komentar:
Posting Komentar